Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Naik 5,71 Persen
By Admin
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) pada 2015 mengalami kenaikan sebesar 5,71 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2014.
"Selama tiga tahun terakhir, terjadi kenaikan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil. Pada tahun 2014 tercatat naik sebesar 4,91persen terhadap tahun 2013 dan tahun 2013 naik 7,51 persen dibanding tahun 2012," kata Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (1/2/2016).
Suryamin mengatakan, beberapa industri IMK yang mengalami kenaikan produksi lebih dari tiga persen pada tahun 2015 antara lain kertas dan barang darikertas yang naik sebesar 16,36 persen, bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 14,31 persen serta peralatan listrik naik 10,14 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV 2015, ujarnya, mengalami kenaikan sebesar 5,79 persen jika dibandingkan kuartal IV-2014. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 18,87 persen. Selain itu, industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik sebesar 13,19 persen dan industri mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk dalam lainnya sebesar 12,57 persen.
Untuk jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi, kata Suryamin,adalah industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar 5,57 persen, diikuti jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan 5,05 persen, serta industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya 4,85 persen."Pertumbuhan produksi IMK triwulan IV 2015 naik sebesar 1,35 persen jika dibandingkan kuartal III-2015," kata Suryamin. *
Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan terbesar adalah industri komputer, barang elektronika dan optik naik 5,97 persen, industri alat angkutan lainnya naik 5,71 persen, dan industri logam dasar naik 4,99 persen. "Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri pengolahan tembakau turun 10,10 persen, industri pengolahan lainnya turun 2,30 persen, dan industri furnitur turun 2,21 persen," ujar Suryamin. *